Google

15 November 2007

Pembangunan + Hujan + Badai + Banjir = Kota Jakarta

Kota Jakarta akhir-akhir ini sedang menjadi sorotan masyarakat terutaman karena masalah kemacetan. Sangat ironi memang keadaan yang terjadi di ibu kota negara ini, disaat pembangunan sedang gencar-gencarnya tapi tidak diikuti dengan infrastruktur yang memadai. Pembangunan jalur busway contohnya, pihak pengelola kurang mempertimbangkan dampak kemacetan yang berpotensi terjadi ketika proses pembangunan jalur tersebut. Pengguna jalan banyak yang tidak mengetahui rencana pembangunan karena tidak adanya sosialisasi sebelumnya.
Belum lagi masalah jalur busway terpecahkan, datang ”tamu” yang tak diundang lainnya, yakni hujan dan badai yang hadir di penghujung tahun ini. Seperti kejadian kemaren, dimana Jakarta dilanda hujan badai yang cukup menggemparkan. Bagaimana tidak? Dengan datangnya hujan badai tersebut, banyak pohon bertumbangan dan papan reklame yang berukuran kecil hingga besar berjatuhan. Di kantor Kejaksaan Agung sebuah pohon menimpa BMW dan APV, baliho di CSW jatuh hingga menimpa taksi yang berpenumpang, baliho Presiden di Bundaran HI juga roboh ke jalan, lumpuhnya Kereta Rel Listrik, dan masih banyak kejadian lain yang terjadi dengan datangnya hujan badai.
Karena hujan itu pula kota Jakarta dan sekitarnya mengalami banjir yang menggenangi rumah-rumah hingga mencapai ketinggian 2 meter yang memaksa penghuninya mengungsi ke tampat lain. Bahkan daerah yang biasanya tidak terkena banjir untuk kali ini tidak mengalami perkecualian karena menerima dampak negatif dari pembangunan.
Ada masyarakat yang berpendapat bahwa semua ini merupakan ”panen” karena ketidakpedulian masyarakat dan pemerintah terhadap lingkungan sekitar. Pembangunan dilakukan tanpa mempedulikan AMDAL, seolah-olah AMDAL itu hanyalah formalitas dari sebuah proyek dan tidak perlu diperhatikan dalam proses pembangunan. Sebagai masyarakat, saya berharap Pemerintah dan pihak ketiga yang melaksanakan pembangunan juga memperhatikan AMDAL sehingga dampak negatif yang mungkin timbul bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan. Dengan demikian, pembangunan Jakarta menjadi lebih teratur dan dampak yang ditimbulkan tidak merugikan semua pihak.

13 November 2007

Kekerasan Di Dunia Pendidikan

Beberapa hari ini media masa masih menampilkan berita tentang kekerasan yang terjadi di sekolah. Kejadian yang menimpa junior di SMA 34 sangat meresahkan pihak orang tua dan murid itu sendiri. Bagaimana tidak? Seorang anak yang istilahnya baru mengenal sekolahannya ternyata sudah dihadapkan dengan geng yang notabene merupakan simbol kehadiran premanisme di sekolahan.
Secara tidak sengaja, saya tadi pagi mendengar langsung dari orang tua korban (drg. Heri) pada saat wawancara di salah satu radio swasta menjelaskan kronologisnya. Tenggorokan saya tercekat ketika pak Heri mengatakan bahwa kejadian ini sudah berlangsung lama dan pihak sekolah sudah mengetahui tapi tidak ada tindakan sama sekali. Bahkan Kepala Sekolah dan Komite Sekolah menyarankan agar Pak Heri tidak melanjutkan dan memeti-eskan kasus ini.
Sebagai seorang bapak, saya merasa sangat prihatin dengan tidak bertanggungjawabnya pihak sekolah terhadap kejadian yang terjadi di lingkungan sekolah. Pihak sekolah cenderung lepas tangan dan tidak menyelesaikan masalah. Apakah premanisme memang sudah dilegalkan di negeri ini sehingga bisa memasuki dunia pendidikan? Bagaimana masa depan anak-anak kita?
Saya pribadi sangat setuju dengan tindakan kepolisian yang dengan cepat tanggap terhadap kasus ini. Hukum memang harus ditegakkan walalupun itu terkait dengan kalangan remaja, karena dari sanalah semua bermula. Hukuman yang memberikan efek jera dan perlindungan terhadap korban sangat diperlukan dalam kasus ini.
Pihak sekolah seharusnya lebih care kepada lingkungan sekolah dan lebih tegas dalam memberikan hukuman kepada murid yang tidak mematuhi peraturan dan tata tertib di sekolah. Ada istilah "peraturan dibuat untuk dilanggar" itu ada benarnya, tp itu berlaku untuk penjahat. Padahal seharusnya istilah tersebut berbunyi "ada penghargaan kepada setiap orang yang menghentikan pelanggaran terhadap peraturan" sehingga masyarakat akan bertindak dengan cepat setiap ada pelanggaran terhadap peraturan yang ada.

02 November 2007

Disiplin Pengguna Jalan Raya

Di beberapa daerah di Kota Jakarta akhir-akhir ini sering dilanda kemacetan yang lumayan parah. Hal ini disebabkan karena beberapa hal seperti pembangunan Busway, pekerjaan galian, dan yang terutama adalah karena ketidakdisiplinan pengguna jalan raya.
Disiplin rupanya adalah kata yang sangat kurang diminati oleh pengguna jalan raya, entah itu kendaraan pribadi ataupun akutan umum. Banyak pengemudi yang bertindak serampangan dalam mengemudikan kendaraannya dan cenderung untuk mengabaikan rambu-rambu lalu lintas yang notabene merupakan simbol ketertiban di setiap ruas jalan. Pengguna jalan raya yang tingkat kedisplinannya rendah adalah angkutan umum kemudian diikuti motor dan mobil pribadi.
Angkutan umum di Jakarta jumlahnya sudah melebihi kapasitas (overload) jalan dan penumpang yang ada, walaupun pada jam berangkat dan pulang kantor dirasa kurang karena pada saat tersebut banyak pegawai yang menggunakan jasa angkutan umum, sementara diluar jam-jam tersebut penumpang tidaklah sebanyak armada yang ada, bahkan ada mikrolet yang jalan tanpa penumpang. Yang lebih parah adalah perilaku pengemudi angkutan yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas, berhenti sembarangan bahkan mereka ngetem di tempat yang berpotensi macet dalam waktu yang lama.
Pengendara motorpun demikian juga, (walopun tidak semua) mereka kadang menggunakan trotoar untuk dilewati karena menghindari macet. Selain itu, pengendara motor sering melanggar lalu lintas dan kurang memperhatikan pengguna jalan lainnya. Toleransi pengendara motor sangatlah kurang, baik terhadap pengguna jalan yang lain atau antar sesama pengendara motor.
Pemecahan masalah terhadap kemacetan di Jakarta sebenarnya sangatlah simpel tetapi dalam pelaksanaannya sangatlah sulit. DISIPLIN, adalah kata kuncinya. Apabila setiap pengguna jalan mau menerapkan disiplin pada dirinya sendiri dan bertoleransi kepada penguna jalan lain, maka semua akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan itu akan membuat semua orang senang. Tidak ada lagi caci maki karena kendaraan bersenggolan, dongkol karena angkot berhenti sembarangan, atau kejadian yang lebih parah seperti kecelakaan. Semua orang merindukan Kota Jakarta yang aman, nyaman, tertib, dan lancar. Hal ini akan memberikan efek positif terhadap kondisi kejiwaan masyarakat terutama pengguna jalan.
BRAVO Jakarta.....

30 October 2007

Hari Jadi Oeang Repoeblik Indonesia (ORI)

Pada tanggal 30 Oktober ini, Departemen Keuangan merayakan hari jadinya yang ke-61. Hari jadi tersebut sebenarnya merupakan penerbitan Oeang Repoeblik Indonesia yang pertama kali pada tahun 30 Oktober 1946. Oeang Republik Indonesia menggantikan uang kertas RIS dan berbagai jenis uang lainnya yang dikeluarkan oleh Pemerintah sebelum 30 Oktober 1946.
Setelah Proklamasi kemerdekaan, Pemerintah melalui Maklumat Pemerintah RI 2 Oktober 1945 menetapkan bahwa uang NICA tidak berlaku di wilayah RI. Setelah itu, keluar Maklumat Pemerintah RI No. 1/10 tanggal 3 Oktober 1945 yang mentapkan beberapa jenis mata uang yang berlaku sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Indonesia. Melalui UU No. 17 Tahun 1946 secara resmi menetapkan pengeluaran Oeang repoeblik Indonesia (ORI) dan pengaturannya termasuk mengenai nilai tukar terhadap uang beredar lain ditetapkan dengan UU No. 19 Tahun 1946. Dengan dasar tersebut Menteri Keuangan pada tanggal 29 Oktober 1946 menetapkan berlakunya ORI secara sah mulai 30 Oktober 1946 pukul 00.00 WIB dan Mohammad Hatta menyampaikan pidato atas berlakunya ORI melalui Radio republik Indonesia Yogyakarta. ORI tampil dalam bentuk uang kertas bernominal satu sen dengan gambar muka keris terhunus dan gambar belakang teks undang-undang, ditantangani oleh Menteri Keuangan saat itu, A.A. Maramis, dan dicetak oleh Percetakan Canisius dengan desain sederhana dengan dua warna dan memakai pengaman serat halus.
Demikianlah sejarah singkat keluarnya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) dimana kegiatan tahun ini diadakan di Komplek Menteri Keuangan, Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta dengan diadakannya upacara yang dihadiri oleh pada pejabat dan pegawai di lingkungan Departemen Keuangan. Di hari ini pula Menteri Keuangan menyampaikan penghargaan berupa satya lencana kepada para pegawai dan pejabat yang memiliki masa kerja diatas 10 tahun dan penghargaan kepada Kantor Pelayanan di lingkungan Departemen Keuangan sebagai Kantor Percontohan Tahun 2007, diantaranya Kantor Pelayanan Pajak Madya Denpasar, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Makasar II, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Merak, dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Tasikmalaya.
Dengan adanya penilaian terhadap kantor pelayanan di daerah ini membuktikan bahwa reformasi birokrasi yang digembar-gemborkan selama ini bukanlah omong kosong belaka. Dengan adanya penilaian terhadap kinerja suatu instansi sehingga dinyatakan sebagai yang terbaik merupakan upaya perbaikan kualitas pekerjaan dan personal. Departemen Keuangan akan berusaha melakukan reformasi birokrasi sesuai dengan visi dan misinya dalam lingkungan intern dengan harapan ini akan memberikan dampak positif terhadap kondisi birokrasi secara menyeluruh di setiap instansi pemerintahan.

29 October 2007

Titel Juara Yang Dipertaruhkan

Sebagai seorang penggemar balapan F1, saya sedikit terhenyak dengan pertarungan di balapan terakhir musim ini. Bagaiman tidak? Sebelum balapan dimulai sudah terjadi perang dingin antar pembalap, bahkan dalam satu tim sekalipun, seperti yang terjadi di tim McLaren Mercedes yang dikomandani oleh Ron Denis. Kedua pembalapnya, Fernando Alonso dan Lewis Hamilton, terlibat "pertarungan sengit" terkait dengan posisi mereka dalam tim tersebut. Fernando Alonso yang merasa dianaktirikan karena apa yang diberikan kepada Lewis tidak semuanya diberikan kepada dia, dan ini secara tidak langsung menjadikan Alonso musuh dalam selimut Hamilton. Hal ini rupanya tidak disia-siakan oleh Tim Ferrari sebagai saingan terdekatnya, apalagi setelah pamor mereka naik karena memenangkan skandal pencurian data teknis yang dilakukan McLaren.
Dengan strategi pitstop yang sangat brilian dan kerja sama tim yang sangat solid, Ferrari membawa Kimi Raikkonen sebagai juara di Interlagos dan Filippe Massa sebagai runner up. ini sekaligus membawa Raikkonen, yang berjulukan 'The Ice Man', menjadi Juara Dunia F1 2007 dengan selisih 1 poin dengan Hamilton dan Alonso.
Dalam balapan itu sendiri banyak terjadi kejadian-kejadian yang sangat menarik sehingga menjadikan tontonan tersebut sangat menarik. Terlihat sekali kesolidan Ferrari dalam mendukung The Ice Man untuk menggapai Juara Dunia 2007, dimana Massa sebagai pemegang Pole Position langsung menutup jalan Hamilton saat start dan memberikan jalan untuk Kimi melenggang menuju ke posisi ke-2. Disaat yang sama pula terlihat "internal battle" di tubuh McLaren dengan melebarnya Hamilton karena berebut masuk di tikungan pertama dengan Alonso yang mengakibatkan posisi Hamilton turun di posisi 8. Hal ini rupanya tidak berhenti disitu saja, kesialan Hamilton bertambah lagi dengan ketidaksengajaanya yang menyentuh tombol reset yang mengakibatkan dia harus mengulang dari awal urutan untuk menghidupkan mobil. Suatu kesalahan yang menurut publik F1 sangat fatal dan biasanya dilakukan oleh rookie, walaupun Hamilton pernah sesumbar bahwa dia menyetir layaknya pembalap senior. (??!!?!?!)
Sementara itu, Massa yang melenggang di posisi 1 dan terpaut cukup jauh dari Kimi (2) sering berbuat kesalahan seperti slip atau melebar di tikungan yang sepertinya memang disengaja untuk memperpendek jarak dengan Kimi yang ditengarai sebagai tim order. Kalaupun ini merupakan tim order, Ferrari melakukannya dengan sangat halus dan itu didukung dengan pembalapnya yang dengan senang hati membantu rekan setimnya untuk menggapai puncak prestasi dalam dunia Formula1.
Berbeda 180 derajat dengan McLaren yang menjadikan perebutan Juara Dunia sebagai persaingan antar pembalap dalam timnya. Bahkan seusai balapan, McLaren mengajukan protes terhadap Tim Williams (Nico Rosberg) dan BMW Sauber (Nick Heidfield dan Robert Kubica) yang dituding menggunakan bahan bakar yang tidak semestinya. Hal ini rupanya menjadi salah satu upaya agar Hamilton menjadi Juara Dunia 2007, karena seandainya ketiga pembalap tersebut didiskualifikasi maka posisi Hamilton akan naik ke posisi 4 dan poinnya (111 poin) akan menjadi lebih tinggi dari Raikkonen (110 poin).
Rupanya protes tersebut tidak membuahkan hasil dan klasemen masih sama, tapi rupanya pihak McLaren tidak puas dan mengajukan banding ke Pengadilan Banding Internasional FIA. Kita tunggu saja keputusannya.......